Pengertian Daya Saing
Daya saing merupakan motivasi pada diri seseorang untuk dapat memenangi suatu kompetisi, lebihberprestasi, berupaya lebih baikdari orang lain di sekitarnya. Seseorang yang memiliki dayasaing tinggi, akan selaluberupaya bekerja lebih baik, tahan menghadapi berbagai kondisi, hambatan dan dapat menyesuaikan dengan lingkungan bekerjanya.
Menurut Sumihardjo (2008) menyatakan bahwa istilah daya saing sama dengan competitiveness atau competitive. Sedangkan istilah keunggulan bersaing sama dengan competitive advantage. Selanjutnya, istilah daya saing gabungan dari kata “daya” dalam kalimat daya saing bermakna kekuatan, dan kata “saing” berarti mencapai lebih dari yang lain, atau berbeda dengan yang lain dari segi mutu, atau memiliki keunggulan tertentu. Artinya, daya saingdapat bermakna kekuatan untuk berusaha menjadi unggul dalam hal tertentu yang dilakukan seseorang, kelompok atau institusi tertentu.
Secara umum dapat dikatakan bahwa daya saing merupakan bagian dari motivasi intrinsik pada diri seseorang untuk bekerja lebih baik, lebih cepat dan lebih berprestasi dari anggota kelompoknya. Daya saing tinggi seseorang dapat merupakan upaya seoptimal mungkin, untuk meraih lebih baik dan lebih cepat
apabila dibandingkan dengan teman sebaya pada suatu organisasi atau kelompoknya.
Keunggulan bersaing merupakan kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh seseorang, institusi, organisasi atau perusahaan agar lebih unggul dibandingkan dengan orang, institusi dan organisasilain atau pesaingnya. Kata “unggul”, berdasarkanpendapat Sumihardjo (2008), merupakan posisi relatif organisasi terhadap organisasi lainnya atau posisi relatif seseorang terhadap orang lain. Hal senada dikemukakan Agus Rahayu (2008) yang menyatakan, bahwa keunggulan merupakan posisi relatif darisuatu organisasi terhadap organisasi lainnya, baik terhadap satu organisasi, sebagian organisasi atau keseluruhan organisasi dalam suatu industri atau posisi relatif seseorang sebagai pemimpin terhadap pemimpin lain. Pada perspektif pasar, posisi relatif tersebut pada umumnya berkaitan dengan nilai pelanggan (customervalue). Sedangkan dalam perspektif organisasi, posisi relatif tersebut pada umumnya berkaitan dengan kinerja organisasiyang lebih baik atau lebih tinggi.
Pendapat tersebut menggambarkan, bahwa pimpinan suatu organisasi termasuk kepala sekolah, akan memiliki keunggulan bersaing atau memiliki potensi untuk bersaing apabila dapatmenciptakan dan menawarkan nilai pelanggan yang lebih atau kinerjanya lebih baik dibandingkan dengan organisasi lainnya.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses, menyatakan bahwa: ”daya saing adalah kemampuan untuk menunjukan hasil lebih baik, lebih cepat atau lebih bermakna”.Kemampuan yang dimaksud dalam Permendiknas Nomor 41 tahun 2007 tersebut, diperjelasoleh Sumihardjo (2008), meliputi: (1) kemampuan memperkokohposisi pasarnya, (2) kemampuan
menghubungkan dengan lingkungannya, (3) kemampuan meningkatkan kinerja tanpa henti, dan (4) kemampuan menegakkan posisi yang menguntungkan.
Menurut Olson (1990)bahwa persaingan atau kompetisi adalah usaha untuk mengalahkan lawan atau berusaha melawan standar eksternal dan internal dalam mencapai tujuan. Lebih lanjutPettgrew (1993) mengemukakan bahwa persaingan pada dasarnya merupakan kemampuan untuk menyesuaikan perubahan yang terjadi di lingkungannya. Perubahan dalam hal ini adalahadanya proses kemajuan yang terjadi di lingkungan masyarakat atau suatu bangsa sehingga pendidikan menjadi suatu kebutuhan bagi setiap orang. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Stephane (2003) yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan dan peningkatan pengetahuan bagi seorang pekerja merupakan dasar dalam persaingan.
Seseorang dikatakan memiliki daya saing tinggi, apabilaia memiliki proaktivitas yang tinggi menanggapi suatu peristiwa. Menanggapi suatu peristiwa, masing- masing orang memiliki respon yang berbeda satu dengan yang lain. Orang yang memiliki kecerdasan mental yang tinggi dan berpikir logis akan dengan cepat dapat merespon setiap kejadian yang terjadi.Demikian juga ketika menanggapi suatu masalah ia dengan cepat melihat keseluruhan masalah, memiliki keterampilan analitis yang ditandai dengan bagaimana pertimbangan diberikan.Tingkat daya saing seseorang dapat diindikasikan bagaimana ia memahami masalah, menilainya, mengajukan argumentasi, memberikan pertimbangan serta memberikan solusi sesuai dengan nalar dan logika.
Menurut Israel (2001) menyatakan bahwa daya bersaing atau rivalitas adalah perilaku pembawaan atau kualitas individu yang memiliki berbagai dasar. Setiap orang, pria atau wanita, tidak dapatmenghindarkan dirinya dari kondisi bersaing
yang terjadi dilingkunganya.Hal ini didukung pendapat Ivancevich (1995) yang mengemukakan bahwa daya bersaing (competitiveness) menunjukkanposisi relatif seseorang dibandingkan dengan orang lain, unit kerja yang satu dengan unit kerja yang lain. Posisi relatif seseorang tersebut menunjukkan bagaimana kedudukan seseorang dengan orang lain yang berhubungan dengan keunggulan dengan orang lain.
Keunggulan seseorang atau pemimpin memberikan peluang untuk keberhasilan mencapai tujuan pribadi atau tujuan organisasi.Salah satu faktor keunggulan tersebut dapat dicapai melalui pendidikan dan tingkat keterampilan yang dimiliki seseorang atau pemimpin (Callon, 1996). Artinya, daya saingseseorang ditentukan oleh pendidikan dan pengalamanyang dimiliki.
Berdasarkan beberapa pendapatdiatas dan penjelasan Permendiknas Nomor 41 tahun 2007, maka dapat simpulkan bahwa yang dimaksud dengan daya saing adalah 1)kemampuan seseorang/organisasi/institusi untuk menunjukkan keunggulan dalam hal tertentu, dengancara memperlihatkan situasi dan kondisi yang paling menguntungkan, hasil kerja yang lebihbaik, lebih cepatatau lebih bermakna dibandingkan dengan seseorang, organisasi, atau institusi lainnya, baik terhadap satu organisasi, sebagianorganisasi atau keseluruhan organisasi dalam suatuindustri. 2)daya saing kepalasekolah dipahami sebagai kesanggupan kepala sekolah dalam berkompetisi dengan kepala sekolah lain dalamlingkungan kelompoknya, dengan indikator adanya pengetahuan dan berwawasan luas, memiliki kemandirian, memiliki daya inovasi dan berani menghadapiperubahan.
Upaya mencapai suatu tataran organisasi atau sekolah yang unggul, maka organisasi atau sekolah tersebut harus didukung olehpemimpin/kepala sekolah
yang memilikipengetahuan, ketrampilan, keahlian, komunikasi dan kemampuan mengadaptasi perubahan teknologi yang tinggi. Individu atau pemimpin/kepala sekolah juga dituntutmemiliki kemampuan mewujudkan nilai-nilai baku dalam kehidupan organisasi seperti kejujuran, kebenaran, keterbukaan,dan bertanggung jawab. Di samping itu individu dimaksud harus memiliki kepedulian dan kepekaan yang tinggi pada nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal, seperti individualitas, sosialitas dan moralitas.
Social Plugin