hakikat validitas dan reliabilitas

Bacaan Selanjutnya ...
Instrumen atau alat ukur merupakan hal yang sangat penting di dalam kegiatan penelitian. Hal ini karena perolehan suatu informasi atau data relevan atau tidaknya, tergantung pada alat ukur tersebut. Oleh karena itu, alat ukur penelitian harus memiliki validitas dan reliabilitas yang memadai.

Mengenai validitas dan reliabilitas alat ukur dapat dibimbing dan diarahkan dengan pertanyaan-pertanyaan : Apakah alat ukur yang digunakan tersebut sudah dapat mengukur apa yang hendak diukur ? Apakah alat ukur tersebut telah mencakup semua atau sebagian fenomena yang hendak diukur ? Apakah semua item-item yang ada di dalam instrumen tersebut sudah mampu dipahami oleh semua responden ? Apakah di dalam item-item tersebut sudah tidak ada kata-kata atau istilah yang ambiguous atau memiliki arti ganda ? Pertanyaan-pertanyaan ini yang akan dapat mengecek tentang validitas dan reliabilitas suatu alat ukur.


 Ilustrasi Validitas dan Reliabilitas

Suatu alat ukur atau instrumen dikembangkan untuk menterjemahkan variabel (peubah), konsep dan indikator yang dipergunakan dalam mengungkap data suatu penelitian. Semakin suatu peubah, konsep, dan indikator penelitian diukur dengan baik, maka akan semakin baik pula instrumen penelitian tersebut dikembangkan.


VALIDITAS ALAT UKUR

Alat ukur dikatakan valid (sahih) apabila alat ukur tersebut mampu mengukur dengan tepat apa yang hendak diukur. Terdapat dua unsur penting yang tidak dapat dipisahkan dari prinsip validitas, yaitu kejituan dan ketelitian (Hadi, 1980). Suatu alat ukur dikatakan jitu apabila alat ukur tersebut dapat dipergunakan secara tepat dan jitu mengenai sasaran. Demikian juga alat ukur dikatakan teliti jika alat ukur tersebut mempunyai kemampuan yang cermat untuk dapat memperlihatkan besar kecilnya gejala atau bagian gejala yang hendak diukur.

Dalam ilmu-ilmu sosial yang sifatnya lebih abstrak, untuk menentukan gejala secara persis memang sulit dilaksanakan. Oleh karena itu validitas dalam ilmu-ilmu sosial lebih sering berupa pengukuran derajad kedekatan atau mendekati kepada kebenaran dan bukan masalah sama sekali benar atau sama sekali salah.

Pembuatan instrumen atau alat ukur dapat dilakukan dengan acuan vaiditas konstruk atau validitas kerangka (construct validity) dan validitas isi (content validity). Validitas kerangka, menjabarkan peubah menjadi sub-peubah, indikator, dan indikan atau diskriptor. Untuk menghindari kesilapan penjabaran atau penuangan ke dalam item, maka instrumen tersebut dikonsultasikan kepada beberapa ahli yang dipandang memahami peubah yang sedang diteliti dan juga kepada ahli dalam pembuatan instrumen. Proses yang terakhir tersebut merupakan proses validasi isi, atau disebut validitas isi.



RELIABILITAS ALAT UKUR

Alat ukur dikatakan reliable (andal) jika alat ukur tersebut memiliki sifat konstan, stabil atau tepat. Jadi, alat ukur dinyatakan reliable apabila diujicobakan terhadap sekelompok subyek akan tetap sama hasilnya, walaupun dalam waktu yang berbeda, dan/atau jika dikenakan pada lain subyek yang sama karakteristiknya hasilnya akan sama juga. Ada beberapa teknik untuk menguji reliabilitas alat ukur. Menurut Hadi ( 1980) ada tiga teknik yang biasanya digunakan, yaitu (1) teknik ulangan, (2) teknik belah dua, dan (3) teknik paralel.

Dalam teknik ulangan alat ukur yang sama diberikan kepada sejumlah subyek yang sama pada saat yang berbeda, dalam kondisikondisi pengukuran yang relatif sama. Untuk mengetahui koefisien korelasinya antara skor-skor pada tes pertama dan kedua dikorelasikan. Jika koefisiennya tinggi maka reliabilitas alat ukur tersebut berarti tinggi.

Teknik belah dua adalah, bahwa suatu alat ukur dianggap terdiri dari dua bagian yang sama, masing-masing sebagai sekumpulan item (tes) tersendiri. Cara yang lazim digunakan untuk membelah suatu tes menjadi dua bagian yang sama adalah dengan jalan mengelompokkan item-item yang bernomor genap menjadi satu bagian dan item-item yang bernomor gasal menjadi satu bagian yang lain. Metode ini sering juga disebut dengan metode gasal genap (odd even method). Sedangkan koefisien korelasinya antara skor-skor dihitung dari skor-skor belahan pertama dan belahan kedua.

Adapun teknik paralel, peneliti menyusun dua set kumpulan item (tes) yang ekuivalen (sama) yang biasanya disebut dengan istilah “bentuk”, misalnya bentuk I dan bentuk II. Kedua tes tersebut diberikan kepada sekelompok subyek dalam waktu dan kondisi yang sama. Hasilnya kemudian dikorelasikan untuk memperoleh koefisien reliabilitasnya.

Berdasarkan pertimbangan segi keuntungan dari masing-masing teknik di atas, dan disesuaikan dengan gejala-gejala yang akan diukur, maka teknik yang sering digunakan untuk mengetes reliabilitas alat ukur dalam penelitian adalah dengan teknik belah dua, yaitu dengan cara membagi genap dan ganjil. Ada beberapa pertimbangan dan keuntungan digunakannya teknik belah dua, yakni :
  1. Dapat menghindari practice and memory effect.
  2. Dapat meniadakan kemungkinan-kemungkinan perubahan gejala yang disebabkan oleh perangsang-perangsang dari item-item alat ukur. 
  3. Kondisi-kondisi pengukuran lainnya, seperti prosedur pengukuran, suasana pengukuran dan sebagainya dapat dikendalikan semaksimal mungkin. 

REFERENSI : 
Hadi, Sutrisno.Metodologi Riset, Jilid 2.Yogyakarta: Yas. Penerbit Fakultas Psikologi UGM, 1980
Tags