Masalah pengungsi Rohingya merupakan salah satu masalah yang hangat dibicarakan saat ini terutama berkaitan dengan apa tindakan lanjutan dari pemerintah Indonesia terhadap para pengungsi. Namun tindakan bangsa Indonesia dalam menampung para pengungsi patut diapresiasi sebagai sebuah bentuk kepedulian terhadap kemanusiaan.
Permasalahan asal-usul etnis Rohingya inilah yang hingga saat ini menjadi polemik berkepanjangan di Myanmar. Pemerintah Myanmar tetap beranggapan bahwa Rohingya bukan sama sekali bagian dari etnis negaranya, melainkan mereka adalah orang-orang ilegal dari Bangladesh yang datang pasca kemerdekaan Myanmar.
Perlakukan yang diskriminatif dari pemerintah Myanmar dan ketidaksudian orang-orang Rakhine untuk menerima kehadiran etnis Rohingya yang asal-usulnya dianggap tidak jelas, membuat kedua kubu saling menaruh kebencian. Permasalahnya adalah, sejak awal kemerdekaan tidak pernah ada dialog untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Rohingya adalah etnis minoritas yang tinggal di Provinsi Rakhine (dulu bernama Arakan), Myanmar Barat, berbatasan dengan Bangladesh. Rohingya bukanlah etnis asli dari Myanmar. Perawakan orang Rohingya sendiri lebih mirip orang Bengalis (Asia Selatan) seperti India dan Pakistan ketimbang orang Myanmar yang lebih mirip orang Asia Tenggara pada umumnya. (Dikutip MerahPutih.com)
Mungkin banyak diantara kita yang belum mengetahui tentang asal-usul dari Etnik Rohingya. Berikut ini adalah pembahasannya yang coba saya himpun dari berbagai sumber.
Menurut Wikipedia Rohingya (Bahasa Burma: ရို ဟင် ဂျာ) adalah sebuah kelompok etnis Indo-Arya dari Rakhine (juga dikenal sebagai Arakan, atau Rohang dalam bahasa Rohingya) di Burma. Rohingya adalah etno-linguistik yang berhubungan dengan bahasa bangsa Indo-Arya di India dan Bangladesh (yang berlawanan dengan mayoritas rakyat Burma yang Sino-Tibet).
Dilansir dari Okezone.com, fakta-fakta sejarah mengenai warga etnis Rohingya yang tinggal di Negara Bagian Arakan, Myanmar, cukup bervariasi. Banyak pula perbedaan-perbedaan dan klaim yang diutarakan para sejarawan dalam mendeskripsikan asal-usul bangsa Rohingya sebagai berikut :
1. Seorang sejarawan seperti Khalilur Rahman mengatakan, kata "Rohingya" berasal dari bahasa Arab yaitu "Rahma" yang berarti pengampunan. Sejarawan itu menelusuri pula peristiwa kecelakaan kapal pada abad ke-8, tepatnya pada saat kapal Arab terdampar di Pulau Ramree (perbatasan Myanmar dan Bangladesh). Pada saat itu, para pedagang keturunan Arab itu terancam hukuman mati oleh Raja Arakan. Mereka memberontak dan berteriak "Rahma." Penduduk Arakan kesulitan untuk menyebut Kata "Rahma" mereka justru menyebut "Raham" (kasihanilah kami) dari "Raham" kata itu berubah menjadi "Rohang" dan akhirnya menjadi "Rohingya." Namun sejarah itu ditepis oleh mantan Presiden dan Sekretaris Konferensi Muslim Arakan, Jahiruddin Ahmed dan Nazir Ahmed. Ahmed mengklaim, kapal yang terdampar di Ramree adalah kapal milik warga Muslim Thambu Kya, yang tinggal di pesisir pantai Arakan. Merekalah warga Rohingya yang sebenarnya, dan mereka merupakan keturunan warga Afghanistan yang tinggal di Ruha.
2. Sejarahwan lain, MA Chowdhury memiliki pendapat lain mengenai asal usul Rohingya. Chowdhury yakin ada populasi Muslim yang bernama "Mrohaung" di antara warga Myanmar. Warga "Mrohaung" ini berasal dari Kerajaan Kuno Arakan dan nama "Mrohaung" diubah menjadi "Rohang."
3. Sejarawan Myanmar, Khin Maung Saw menjelaskan, warga Rohingya tidak pernah muncul dalam sejarah Myanmar, sebelum tahun 1950. Sejarawan Myanmar lainnya juga yakin, tidak ada kata "Rohingya" dalam sensus penduduk 1824 yang dilakukan oleh Kolonial Inggris.
4. Klaim baru pun muncul dari Universitas Kanda yang menyebutkan bahwa warga Rohingya merupakan keturunan dari bangsa Benggala yang bermigrasi ke Burma pada dekade 1950an. Mereka melarikan diri di era kolonialisme.
5. Dr. Jacques P mengatakan bahwa penggunaan kata "Rooinga" sudah ada pada abad ke-18, dan kata itu dipublikasikan oleh seorang warga Inggris. Berdasarkan penelusuran sejarah, peradaban Muslim di Arakan sudah ada pada abad ke-8, tepatnya di saat pedagang Arab tiba di Asia. Mereka bermukim di Kota Mrauk-U dan Kyauktaw, wilayah itu saat ini dipenuhi oleh etnis Rohingya.
Tepat pada 1785, Burma menguasai Arakan dan sekira 35 ribu warga Arakan kabur ke wilayah Chittagong yang dikuasai Inggris. Mereka menyelamatkan diri dari penindasan Burma (kini Myanmar) dan meminta perlindungan terhadap Inggris. Di bawah perlindungan Inggris, warga Arakan diminta untuk membantu Inggris dalam bidang pertanian. Mereka diminta untuk bermigrasi ke sebuah lembah di Arakan dan bercocok tanam. Perusahaan Hindia Timur Britania meluaskan kontrol administrasi Benggala di Arakan.
Pada abad ke-19, ribuan warga Benggala di Chittagong bermukim di Arakan untuk mencari pekerjaan. Sementara itu, beberapa etnis Arakan juga tinggal di Benggala. Populasi warga Muslim Arakan semakin meningkat dan hal itu dibuktikan lewat sensus Inggris 1891.
Demikianlah informasi tentang etnis Rohingya, semoga bermanfaat dalam menambah pengetahuan para pembaca.
Sumber :
· Okezone.com(http://news.okezone.com/read/2012/08/17/411/679197/sejarah-masyarakat-rohingya)
· MerahPutih.com (http://news.merahputih.com/asia/2015/05/19/asal-usul-etnis-rohingya-hingga-terusir-dari-myanmar/14548/)
· Wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/Rohingya)
Social Plugin