Uji t Perbedaan Rata‐rata Dua kelompok berpasangan (dependent) parametrik

Bacaan Selanjutnya ...
Uji t dua sampel/kelompok seperti materi yang pernah dibuat mengenai uji t dua sampel dibagi kedalam dua jenis yaitu uji t dua sampel/kelompok independent(bebas) dan uji t dua sampel dependent(berpasangan). sebelumnya juga sudah dibuat mengenai uji t dua sampel/kelompok independent(bebas). Nah, kali ini akan dibahas tentang uji t berpasangan. uji t berpasangan tentu saja digunakan apabila dua kelompok tersebut saling berhubungan.Dua sampel berpasangan artinya sampel dengan subjek yang sama namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda.

Kapan menggunakan Uji t sampel/kelompok dependent(berpasangan)?


  1. uji komparasi antar dua nilai pengamatan berpasangan, misalnya: sebelum dan sesudah
  2. digunakan pada uji parametrik dimana syaratnya sebagai berikut:
    • satu sampel (setiap elemen mempunyai 2 nilai pengamatan)
    • merupakan data kuantitatif (rasio-interval)
    • berasal dari populasi dgn distribusi normal (di populasi terdapat distribusi difference = d yang berdistribusi normal dengan mean μd=0 dan variance =1)

Contoh Kasus uji t sampel/kelompok berpasangan:

  1. Apakah terdapat perbedaan berat badan (kg) antara sebelum puasa dan sesudah puasa selama satu bulan?
  2. Apakah terdapat perubahan skor pengetahuan tentang gizi antara sebelum dan sesudah penyuluhan gizi?
  3. Apakah terdapat perbedaan kadar kolesterol dalam darah (mg%) yg diperiksa oleh dua alat yang berbeda?
Pada contoh no 1 dan 2 diatas terlihat bahwa yang diuji satu individu tapi dengan dua perlakuan yang berbeda yaitu sebelum dan sesudah. pada contoh no3 juga hampir sama yaitu menguji perbandingan kadar kolesterol dengan dua alat yang berbeda.


Hipotesis dalam uji t dua sampel/kelompok:


  1. Uji dua arah. pada hipotesis awal tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata1 dan rata-rata2.sedangkan pada hipotesis alternatif sebaliknya yaitu terdapat perbedaan rata-rata 1 dan rata-rata 2.
    uji dua arah
  2. Uji satu arah dimana pada hipotesis awal kelompok/sampel 1 memiliki rata-rata sama dengan atau lebih besar dengan rata-rata kelompok 2. sedangakan hipotesis alternatif rata-rata kelompok 1 lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata kelompok 2.
    uji satu arah besar
  3. Uji satu arah ini kebalikan pada hipotesis kedua, dimana pada hipotesis awal kelompok/sampel 1 memiliki rata-rata sama dengan atau lebih kecil dengan rata-rata kelompok 2. sedangakan hipotesis alternatif rata-rata kelompok 1 lebih besar dibandingkan dengan rata-rata kelompok 2.
    uji satu arah kecil
Hipotesis awal ditolak, bila:
|t hitung| > t tabel
atau:
Hipotesis awal diterima, bila:
|t hitung| <= t tabel

Statistik hitung (t hitung):

t hitung statistik
Dimana:
standar deviasi keterangan
Keterangan
D = Selisih x1 dan x2 (x1-x2)
n = Jumlah Sampel
X bar = Rata-rata
S d = Standar Deviasi dari d.

Langkah-langkah pengujian signifikansi (hipotesis) dalam Pengujian Perbedaan Rata‐rata Dua kelompok berpasangan:

  1. Tetapkan H0 dan H1
  2. Tetapkan titik kritis (tingkat kepercayaan 95 %) atau (tingkat kepercayaan 99 %) yang terdapat pada tabel “t”.
  3. Tentukan daerah kritis, dengan db = n -1.
  4. Tentukan t hitung dengan menggunakan rumus.
  5. Lakukan uji signifikansi dengan membandingkan besarnya “ t” hitung dengan “t” tabel.

Contoh Kasus dalam pengerjaan pengujian signifikansi (hipotesis)


Suatu kegiatan penelitian eksperimental, telah berhasil menemukan metode “ABG” sebagai metode baru untuk mengajarkan mata kuliah Statistika II. Dalam rangka uji coba terhadap efektifitas atau keampuhan metode baru itu, dilaksanakan penelitian lanjutan dengan mengajukan Hipotesis Nol (Nihil) yang mengatakan : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan nilai Statistika II antara sebelum dan sesudah di terapkannya metode “ABG” sebagai metode mengajar mahasiswa UIB sem 6. Dalam rangka pengujian ini diambil sampel sebanyak 20 mahasiswa. Gunakan taraf kepercayaan 95 % (alfa=5% ) untuk menguji pernyataan (Hipotesis) tersebut.


Datanya Sebagai berikut:

NamaNilai Statistika II
SebelumSesudah
A7875
B6068
C5559
D7071
E5763
F4954
G6866
H7074
I8189
J3033
K5551
L4050
M6368
N8583
O7077
P6269
Q5873
R6565
S7576
T6986


Maka Langkah -langkah yang perlu dilakukan:


  1. Menentukan Hipotesis yang digunakan, yaitu: hipotesis kasus
    (Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar sebelum dan sesudah)
    (Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar sebelum dan sesudah)
  2. Tetapkan titik kritis yaitu alfa 5%
  3. Tentukan daerah kritis, dengan db = n -1=20-1=19
  4. Tentukan t hitung
    • Memulai dengan menghitung D(selisih). menghitung selisih
    • Menghitung Standar Deviasi:
      hasil standar deviasi kasus
    • Menghitung t hitung:hasil uji t
  5. Lakukan uji signifikansi
Diketahui t tabel = 2,093. Sehingga |t hitung| > t tabel

Sehingga dapat disimpulkan:

Ho ditolak , sehingga disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar statistika II sebelum dan sesudah diterapkannya Metode “ABG”.

Cara diatas merupakan cara manual. Nah untuk tutorial dengan menggunakan software silahkan kesini:
Sumber: Wikipedia dan beberapa bahan ajar kuliah