MENYUSUN TABEL NILAI KRITIK R PEARSON

Bacaan Selanjutnya ...
MENYUSUN TABEL NILAI KRITIK R PEARSON
Nilai r Pearson menggambarkan besarnya derajat keeratan hubungan antara dua variabel. Untuk menguji apakah r Pearson atau hubungan antara kedua variabel tersebut signifikan atau tidak signifikan, digunakan Uji t dua pihak (dua sisi), dengan rumus :

Nilai r = koefisien korelasi Pearson, dan n = ukuran sampel.
Kaidah pengujiannya : Hubungan antara kedua variabel dikatakan signifikan (atau H0 ditolak) jika : t < -ta/2(n1) atau t > ta/2(n1). Sebaliknya, hubungan kedua variabel dikatakan tidak signifikan (atau H0 diterima) jika :  -ta/2(n1) ≤ t ≤ ta/2(n1) dimana a adalah nilai alpha atau taraf nyata umumnya ditentukan besarnya 0,05.
Pengujian signifikansi korelasi r Pearson, selain dilakukan dengan menggunakan Uji t, dapat juga dilakukan dengan membandingkan nilai r Pearson yang diperoleh dari hasil perhitungan dengan nilai r kritik pada Tabel Nilai Kritik r Pearson. Cara ini banyak dilakukan didalam pengujian Validitas Item (Butir) pertanyaan sebuah instrument (kuesioner) dalam penelitian survai.
Kaidah pengujiannya : Hubungan antara kedua variabel dikatakan signifikan (atau H0 ditolak) jika : r > rtabel. Sebaliknya, hubungan kedua variabel dikatakan tidak signifikan (atau H0 diterima) jika :  r ≤ rtabel.
Nilai kritik r dapat ditentukan dengan mengubah bentuk rumus Uji t sebagai berikut :

Nilai n – 2 = DB atau Derajat Bebas. Jika kedua sisi dalam rumus diatas masing-masing dikuadratkan :

Sehingga akan diperoleh nilai r :

Nilai t adalah nilai ta/2(DB) = t0,025(n1), jika nilai a = 0,05. Dengan rumus r diatas maka dapat disusun nilai kritik r Pearson sebagai berikut :
1.   Pada sel A1 tulislah DB (Derajat Bebas), pada sel B1 tulis NILAI t dan pada sel C1 tulis NILAI KRITIK r.
3.   Pada sel A2 sampai A6 ketikan angka 1 sampai 5 yang menyatakan besarnya derajat bebas (DB).
4.   Taruh kursor pada sel B2, klik tombol [Insert function] maka akan muncul jendela [Insert function].
5.   Pada pilihan [Or select a category] pilih kategori [Statistical], dan pada pilihan [Select a function :] pilih [TINV]. Klik [OK], maka muncul kotak dialog [Function Arguments].
6.   Pada jendela [Function Arguments], isikan 0,05 pada kotak [Probability].
Klik kotak merah kecil di sebelah kanan kotak [Deg_freedom], klik sel A2 untuk memasukan nilai 1 pada sel A2 sebagai derajat bebas, lalu tutup kembali jendela [Function Arguments]. Sel A2 yang sudah dipilih akan tertera pada kotak [Deg_freedom].

7.   Klik [OK], maka pada sel B2 akan muncul nilai 12,706. Jadil t(0,025 ; 1) = 12,706.
8.   Selanjutnya sel B2 dicopy ke sel B3 sampai sel B6 dengan cara menaruh kursor pada pojok kanan bawah sel B2 sehingga bentuk kursor berubah menjadi tanda (+), klik kiri mouse, tahan lalu tarik ke bawah sampai sel B6.

9.   Taruh kursor pada sel C2 tuliskan pada sel C2 :
=SQRT(B2^2/(B2^2+A2))

10. Tekan [Enter], maka pada sel C2 akan muncul nilai 0,9969 sebagai nilai kritik r jika banyaknya derajat derajat bebas = n – 2 = 1 atau banyaknya pengamatan n = 3.
11. Untuk menentukan nilai kritik r pada sel C3 sampai sel C6 dengan derajat bebas sebagaimana tertulis pada sel A3 sampai sel A6, taruh kursor pada pojok kanan bawah sel C2 sehingga bentuk kursor berubah menjadi tanda (+), klik kiri mouse, tahan, tarik kebawah sampai sel C6.
Tags