Aplikasi Android yang Harus Dibuang dan Jangan Diunduh

Bacaan Selanjutnya ...
Penggunaan Android sudah sangat mewabah saat ini dikalangan penduduk Indonesia. Menurut id.techinasia.com Indonesia akan melampaui 100 juta pengguna smartphone aktif pada tahun 2018, menjadikannya negara dengan populasi pengguna smartphone terbesar keempat di dunia (di belakang China, India, dan Amerika Serikat).  Jumlah pengguna ini berbanding lurus dengan berkembangnya jutaan aplikasi dan game yang diberikan secara gratis maupun berbayar. 
 
Apakah anda salah seorang pengguna Android yang sering mendownload/mengunduh aplikasi/game?
Jika tidak, segera informasikan ini kepada keluarga maupun teman anda namun jika anda salah satu diantaranya, maka anda perlu tahu tentang aplikasi-aplikasi yang tidak bermanfaat dan tidak perlu didownload yang disertai dengan alasan-alasannya.
1.    Kalibrasi Baterai
Kondisi baterai yang cepat habis merupakan salah satu masalah yang sering dialami oleh para pengguna Android. Perkembangan aplikasi gratis yang beredar di internet semakin memberikan banyak pilihan kepada pengguna dalam memilih jenis aplikasi kalibrasi baterai yang akan digunakan.
Perlu diketahui bahwa Aplikasi kalibrasi baterai di Android tidaklah semanis yang dijanjikan. Terlebih aplikasi ini tak pernah menjadi yang terpopuler karena cara kerja aplikasi ini hanya mengubah file batterystats.bin di status baterai dengan yang baru untuk memaksa sistem menahan indicator baterai.
Agar terlihat meyakinkan fungsi ini dibalut dengan tampilan yang cantik dan terlihat menarik. Tak percaya? Teknisi Google Dianne Hackborn pernah menyinggung masalah pada 2012 lalu.
2.   Aplikasi untuk meningkatkan RAM
Memori RAM memiliki peranan sangat penting pada perangkat Android agar sistem operasi Android berjalan lancer, oleh karena itu dibutuhkan memori RAM yang cukup pula. Secara teknis hardware di ponsel Android tersebut tidak dapat diganti atau ditambah maka salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan cara menambah/memperbesar RAM Android dengan Aplikasi. Sebagian besar pengguna android geek pasti pernah mendownload aplikasi ini. Padahal, tidak memiliki dampak sama sekali. RAM didesain sangat cepat, dan akan menjadi lebih baik dengan generasi baru chip LPDDR4 yang akan tersedia di perangkat andalan yang akan datang. Selain itu, RAM di Android tidaklah sama dengan komputer. Jadi sistem di Android telah dirancang untuk selalu optimal, tinggal Anda harus pintar-pintar memilih aplikasi yang diperlukan dan dibutuhkan.
3.   Aplikasi Anti Virus Palsu
Penggunaan antivirus pada Android tergantung kebutuhan anda. Faktanya Sistem Operasi Android menggunakan base linux yang sulit untuk ditembus virus.
Meskipun demikian semakin banyaknya pengguna Android juga berpotensi meningkatkan jumlah virus/malware untuk menyerang Android. Namun kebanyakan virus/malware tersebut bermotif finansial, seperti pencurian identitas kartu kredit, dll. dan juga penggunaan antivirus bisa boros memory RAM yang bisa menghambat kinerja Android.
Apabila anda sering menggunakan Android untuk keperluan yang penting seperti Internet Banking, belanja online dan aktifitas finansial lainya, maka sebaiknya anda memasang Antivirus terpercaya, yang berasal dari vendor antivirus besar yang sudah membuat antivirus untuk Android secara gratis, Seperti Avast Antivirus, AVG Antivirus, McAffe, Bitdefender dll,
Kenyataannya, Android Anda aman dari serangan, asalkan sumber aplikasi anti virus yang di-download berasal dari toko resmi Google Play, bukan dari web forum atau toko aplikasi di luar Google. Selain itu, terdapat aplikasi lain yang meminta pengguna untuk membayar update databaseantivirus, yang pasti Anda tidak harus membayarnya. Intinya, lupakan antivirus atau anti malware yang bukan berasal dari pengembang settle.
4.   Aplikasi defragmenting memori
Perangat Android saat ini menggunakan penyimpanan NAND flash atau berbasis SSD (bukan hard disk) yang memiliki built in controller yang bekerja secara full time untuk mengatur data dengan rapi sehingga tidak ada manfaatnya jika melakukan defragmenting. Kenyataannya, defragging hanya menurunkan umur dengan ribuan siklus baca yang terbuang. Jadi, lain kali Anda melihat sebuah aplikasi defrag Android, abaikan saja.
Selanjutnya, sekedar usul bagi para pengguna android jangan pernah mendownload aplikasi gratisan di situs-situs yang kurang terpercaya (diluar Google PlayStore), karena kemungkinan terdapat virus atau malware pada aplikasi tersebut, atau bisa saja si pengunggah file menyisipkan malware pada file APK tersebut. disarankan untuk menginstall aplikasi Android resmi dari Google PlayStore.
Sumber :